Kumpulan Cerpen tema Bebas - Judul Perempuan Tanpa Nama
Karya: wr
Aku Nadin, umurku 14 tahun. Aku sekarang duduk dikelas IX disalah satu SMP yang ada di Bandung. Aku termasuk siswi yang aktif disekolah, aku terbilang orang yang paling banyak bicara dan selalu ingin tahu tentang hal-hal yang tidak biasa, seperti hal nya sebuah misteri. Aku selalu mencari tahu tentang berita-berita terkini melalui media sosial, bahkan ada yang aku selidiki sendiri.
Alamat rumahku di Jalan Imam Bonjol Blok C No. 32. Disebelah rumahku terdapat sebuah rumah tua yang dihuni oleh seorang perempuan misteri. Aku selalu memanggilnya perempuan misteri karena aku tidak mengenali siapa dia, bahkan aku tidak tahu namanya. Dan setiap kali aku pergi kerumahnya, dia tidak pernah membuka pintu. Perempuan itu benar-benar membuat aku kesal dan penasaran. Biasanya, setiap pagi dia keluar rumah menggunakan baju panjang, dia selalu menutup hidung dan mulutnya dengan masker. Entah seperti apa wajah dibalik masker itu. Aku selalu memperhatikan dia dan aku sangat penasaran, siapakah perempuan itu sebenarnya? Aku bertekad untuk mencari tau tentang dia, dari mana asalnya.
Pada suatu pagi, saat aku ingin pergi kesekolah, aku mendapati perempuan itu keluar dari rumahnya. Seperti biasa menggunakan baju panjang dan masker berwarna hitam itu. Aku berencana untuk mengikuti dia, kemana dia akan pergi. Aku berniat untuk bolos sekolah satu hari, hanya untuk menyelidiki siapa dia. Tapi setelah aku pikir-pikir, lebih baik aku kesekolah dan mencari tahu dikemudian hari.
Saat aku sampai disekolah, aku langsung menuju kekelas ku. Karena aku piket kebersihan hari itu, jadi aku langsung mengambil sapu dan mulai membersihkan kelas. Sebagian temanku sudah ada yang datang. Mereka duduk diteras depan kelas sambil membicarakan satu hal. Aku melanjutkan menyapu dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Waaaw, ternyata mereka membicarakan tentang perempuan itu. perempuan yang ada disebelah rumahku. Mereka penasaran siapa dia. Tapi entah dari mana mereka bisa tahu tentang perempuan itu. itu sangat membuat aku penasaran, dan aku langsung bertanya.
Siapa yang kalian bicarakan? tanyaku penasaran.
Eh, Nadin. Aku tidak tau siapa perempuan itu, perempuan misteri. Tadi saat aku pergi kesekolah, dia menjatuhkan buku ku. Aku sempat menyebutkan namaku, dan saat aku menanyakan namanya, dia sangat gugup dan langsung pergi begitu saja ucap temanku Tia
Hmmm, akan aku selidiki nanti ujarku pada Tia
Aku langsung masuk kedalam kelas dan duduk dengan perasaan yang sangat penasaran. Aku berfikir, apakah aku dapat memecahkan masalah ini. Sejenak aku melupakan itu, dan aku fokus untuk belajar.
Bel pulang pun berbunyi. Aku menyimpan buku-buku dan langsung pulang. Aku pulang jalan kaki, jarak antara sekolah kerumah lumayan jauh, sekitar 1 KM. Dan aku pun berjalan dengan santai. Setelah setengah perjalanan, aku merasa ada yang mengikutiku. Sejenak aku berhenti dan menoleh kebelakang, tapi tidak ada siapa-siapa. Aku melanjutkan perjalanan, tapi lama kelamaan aku merasa orang itu semakin dekat. Aku sangat ketakutan, tanpa memandang kebelakang aku langsung berlari terengah-engah untuk menghindari orang itu. Aku terus berlari dan sampailah kerumah ku. Tanpa salam lagi aku pun masuk kerumah dan mengunci pintu. Aku mengatur napas dan menenangkan diri. Kemudian, aku melihat dari jendela. Aduh! Ternyata perempuan misterius itu lagi yang mengejarku. Dia berhenti tepat didepan rumah dan memandang kearahku. Dengan rasa takut dan ragu, aku keluar dan mendekati perempuan itu dan langsung berkata Ternyata kau perempuan misterius! Siapa kamu? Siapa namamu? Mengapa kamu mengejarku?
Dia tidak menjawab pertanyaan ku dan langsung masuk kerumahnya. Astaga! Perempuan itu sangat membuat aku kesal, dia pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan ku itu. Saat ini aku masih penasaran, apa tujuannya mengikuti aku. Baiklah, akan aku cari tau itu nanti. Aku kembali masuk kerumah, ganti baju dan kemudian istirahat. Aku menenangkan pikiranku agar aku bisa mencari cara untuk membongkar semua itu.
Malam pun tiba, terasa malam itu sangat sunyi. Ibu dan ayahku tidak ada dirumah, mereka sedang berada diluar negeri untuk bisnis mereka. Aku tinggal bersama seorang pembantu di rumahku. Malam itu jam 21.22 aku berencana untuk memasuki rumah tua itu dan menyelidiki apa-apa saja yang ada didalamnya. Aku pun keluar rumah dengan membawa Android ku. Aku melihat rumah itu sangat gelap. Tidak ada sedikitpun cahaya didalamnya. Apakah perempuan itu tidak ada dirumah? Tapi tidak mungkin, kemana dia akan pergi malam-malam seperti ini, mungkin dia sudah tidur, pikirku. Sebenarnya aku takut untuk memasuki rumah itu, sangat gelap dan sunyi. Namun aku tetap memberanikan diri. Aku diam-diam berjalan kearah rumahnya, aku langsung menuju kearah pintu depan. Aku mengetuk pintu tersebut sampai tiga kali, sambil mengucapkan kata Permisi.. tapi tidak ada jawaban. Dan kali keempat, pintu itu terbuka sendiri. Aku terkejut, dan badanku sudah merinding. Aku harus tetap masuk kedalam rumah itu apa pun yang terjadi. Aku masuk perlahan sambil berkata Permisi.. tetap tidak ada jawaban. Didalam rumah itu sangat gelap, lalu aku mengidupkan senter yang ada pada android ku. Aku terus menyusuri kedalam rumah itu, tiba-tiba pintu itu tertutup sendiri. Ya Tuhan, apa itu? bantu aku Tuhan, aku tidak mau mati disini, aku takut.. ucapku dalam ketakutan.
Namun aku terus berjalan sambil mengarahkan cahaya senter android ku kearah dinding-dinding rumah. Aku melihat banyak sekali lukisan-lukisan kuno, kemudian aku melanjutkan menuju ruang tengah. Terasa merinding dipundak ku, seperti ada yang mengikuti dari belakang. Tapi tidak aku hiraukan itu, aku tetap tenang dan terus berjalan. Aku tidak sengaja mengarahkan cahaya senterku kepintu belakang, aku melihat ada orang yang berdiri tegak disana dan berjalan perlahan kearahku sambil berkata Nadiinnn.. Nadinn.. Aku sangat takut dan aku teriak sekuat mungkin Aaaaaaaaaa... Aku langsung lari menuju pintu depan untuk keluar. Saat aku coba membuka pintu, pintu itu tidak bisa dibuka, sehingga aku menggedor-gedor pintu itu, aku terus teriak Tolong.. Tolong keluarkan aku setelah aku menarik pintu itu dengan kuat, barulah pintu itu terbuka. Aku lari secepat mungkin, masuk kerumah ku kemudian mengunci pintu. Aku terus kekamar karena aku sangat takut, entah siapa yang menakut-nakuti aku. Karena merasa terlalu takut, aku menangis. Aku menenangkan diriku, mencuci muka dan langsung tidur. Sebelum tidur, aku terus kepikiran kejadian itu. Siapa orang tadi, apakah perempuan misterius itu? Seribu pertanyaan terlintas dipikiranku.
Alarmku berbunyi, menunjukkan jam 5.00 WIB. Aku bangun kemudian bersiap-siap untuk sholat subuh. Karena ini hari minggu, selesai sholat aku pun pergi keluar rumah untuk berolahraga kecil. Aku berjalan kaki menuju taman, untuk menghirup udara segar disana. Setelah aku puas melihat pemandangan, aku pulang kerumah. Saat menuju rumah, aku melihat perempuan itu juga menuju arah yang sama. Aku mulai bertanya-tanya, dari mana perempuan misterius itu. Aku sangat penasaran, kemana dia pergi setiap pagi. Ahh, entahlah. Aku akan mengetahui itu nanti. Aku mengikuti dia dari belakang karena jalan rumah kami searah. Sesekali dia menoleh kearah ku, tapi aku tidak peduli itu. Aku kan juga ingin pulang.
Sesampainya dirumah, aku menyusun strategi untuk menjawab semua pertanyaan yang ada dalam benakku. Aku berencana untuk kembali lagi kerumah tua itu nanti malam. Aku tidak boleh takut seperti malam kemarin, karena rasa takutlah yang menghancurkan semuanya. Aku akan pergi sendiri, aku tidak akan mengajak orang lain. Karena aku tidak mau mereka terlibat jika berada dalam masalah, jadi aku harus menyelesaikan ini sendiri.
Waktu yang aku tunggu-tunggu pun tiba. Aku pergi jam 21.00 WIB. Lebih cepat dari sebelumnya, karena aku takut perempuan itu tidak ada dirumah. Aku tetap membawa android ku untuk menyalakan senter. Seperti malam-malam lain, rumah itu sangat gelap. Aku harus bisa menyelesaikan semuanya malam ini juga! ucapku dalam hati. Perlahan aku berjalan menuju rumah itu. kali ini aku tidak minta izin lagi untuk masuk kerumah tersebut.
Aku berusaha membuka pintu, yes!!! Ternyata tidak dikunci. Aku mulai masuk diam-diam dan menyalakan senter yang ada pada android ku. Aku berusaha mencari kamar si perempuan misterius. Aku ingin melihat seperti apa wajah dibalik masker itu. aku terus berjalan, dan sampai lah didepan sebuah kamar. Aku pikir ini mungkin kamarnya.
Dan saat aku ingin membuka pintu kamar, tiba-tiba rumah itu terang benderang. Semua lampu dinyalakan. Ya Tuhan.. Mungkin dia tau rencanaku, dan dia ingin aku tertangkap basah masuk kerumahnya tanpa izin. Aduuhh! Apa yang harus aku lakukan... ucapku dalam kebingungan dan merasa takut. Aku melihat ada seorang perempuan yang memakai baju kemeja putih, dan sangat cantik. Dia menuju kearahku. Aku berusaha menghindar karena aku takut, entah siapa lagi ini. Setiap selangkah dia menuju kearahku, selangkah aku mundur untuk menghindarinya.
Sii.. Siapa kau? tanya ku gugup.
Sambil tersenyum manis, perempuan itu menjawab. Tenanglah Nadin, aku adalah perempuan yang selalu kau perhatikan. Aku orang yang selalu kau panggil perempuan misterius, inilah aku. Jawab perempuan itu dengan nada yang lembut.
Tapi aku masih bingung, dan aku langsung melontarkan semua pertanyaan yang terlintas dipikiranku.
Kenapa kau memakai masker padahal wajahmu sangat cantik? kenapa kau kemarin mengejarku? kemana kau pergi setiap pagi? kenapa kau tinggal dirumah tua ini dan mematikan semua lampu? Kenapa setiap aku datang kerumah, kau tidak pernah membuka pintu? dan kenapa setiap kali aku menanyakan namamu, kau sangat gugup dan langsung pergi. Kenapa? Apakah kau tidak mempunyai nama?
Ya, aku memang tidak mempunyai nama. Perempuan itu menjawab dengan tenang.
Tapi kenapa? Aku masih tidak mengerti. Lanjutku.
Kemarilah, aku akan menjelaskan semuanya sambung perempan itu. dan aku pun mendekat untuk mendengarkan semua penjelasannya.
Aku memang tidak mempunyai nama, entah siapa yang membesarkan aku, aku tidak tau. Entah dari mana asalku, aku juga tidak tau. Yang jelas aku tidak diberikan nama. Aku bersyukur karena aku diberikan wajah yang cantik. Tapi banyak cobaan bagiku. Orang-orang jahat banyak mengincar dan mengejarku untuk menjual ku. Itu sebabnya aku selalu memakai baju panjang dan memakai masker ketika keluar rumah. Aku tinggal dirumah tua ini dan mematikan semua lampu karena aku tidak ingin keberadaanku diketahui para penjahat yang mencari-cari aku. Dan setiap kau datang, aku tidak pernah membuka pintu karena aku takut. Aku takut kau berniat jahat dan akan memberi tau kepada mereka tentang aku. Aku mengikutimu hanya untuk menakut-nakuti kamu saja. Aku ingin kau jera, tapi itu semakin membuat kau mencari tau tentang aku. Dan setiap pagi, aku pergi kerumah orang yang pernah menyelamatkan aku dari para penjahat itu. jelas perempuan itu.
Maafkan aku, karena aku sudah berprasangka buruk padamu. Aku turut prihatin dengan apa yang terjadi padamu. Tapi sampai kapan kau akan tinggal dirumah tua ini? ucapku dalam rasa bersalah.
Entahlah, aku tidak tau. Jawab perempuan itu sedih.
Jangan sedih, kau bisa tinggal bersamaku dan menjadi kakak angkatku jika kau mau. Tawaranku dengan wajah yang senang.
Benarkah? Yaa tentu, aku mau. Aku mau menjadi kakak angkatmu. Perempuan itu menerima tawaranku.
Yess! Baiklah, kau akan tinggal bersamaku. Hmm, karena kau tidak mempunyai nama, aku akan memberikan sebuah nama kepadamu. Karena kau selalu menutupi dirimu padahal dirimu sangat cantik, dan kau lebih suka ditempat yang gelap, maka aku akan memanggil kau Bulan. Yaa, kak Bulan. Kau suka?. Kataku senang
Yaa, aku suka nama itu, Bulan. Terima kasih adik kecilku, terima kasih karena sudah mau menerima aku jadi kakak angkatmu. Balasnya dengan hati yang senang.
Aku pun mengajaknya pulang kerumahku, sesampainya dirumah aku mengabarkan pada orang tua ku tentang seorang wanita cantik yang telah menjadi kakak ku. Dia pun merasa terlindungi dari para penjahat itu.
Akhirnya misiku selesai. Aku memecahkan masalah yang unik, perempuan tanpa nama. Dan aku senang bisa menjadi adiknya dan memanggilnya Kak Bulan. Yaa, seperti halnya bulan. Yang ada diwaktu gelap namun memiliki diri yang sangat indah.
Komentar
Posting Komentar